Memasuki awal bulan puasa tahun ini, 1437 Hijriyah atau bertepatan 2016 Masehi, umat muslim seluruh dunia melaksanakan kewajiban shaum Ramadhan satu bulan penuh. Selain itu, di akhir bulan mendekati hari raya Idul Fitri, muslimin lazimnya menunaikan kewajiban zakat fitrah. Maka, pada saat itu hampir seluruh lembaga zakat memiliki aktivitas yang lebih intens dibanding biasanya.
Terkait lembaga zakat, atau dengan nama lain Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), SMART Consulting melakukan penelitian terkait efisiensi 4 OPZ besar di Indonesia. Pemilihan keempat OPZ ini, selain memiliki dana himpunan yang cukup besar, juga karena kemudahan aksesibilitas data laporan keuangan tahunan dari website resmi. Data terpublikasi dan 'audited' maksimal hanya sampai tahun 2014.
Dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), penelitian ini memakai data input: Beban SDM, Beban Sosialisasi dan Beban Operasional. Sementara untuk data output adalah: Dana Penghimpunan dan Dana Penyaluran. Pendekatan yang digunakan adalah DEA output VRS atau BCC yang dikenalkan Banker Charnes dan Cooper (1984).
Hasilnya terlihat dalam gambar di atas. Dari keempat OPZ yang diteliti, PKPU memiliki rata-rata nilai efisiensi tertinggi selama 2012-2014 yakni 99.38%. Selanjutnya diikuti oleh Baznas dengan rata-rata efisiensi 96.96%, Rumah Zakat Indonesia 72.29% dan Dompet Dhuafa 68.20%. Penelitian ini dilakukan pada Juni 2016.
Selain nilai efisiensi, metode DEA dapat pula menganalisis banyak hal seperti: potensi pengembangan agar DMU menjadi lebih efisien (potential improvement), analisis input-output baik kontribusi maupun kelemahannya, mapping tingkat efisiensi, hingga benchmarking analysis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar