Berdasarkan laporan publikasi World Giving Index mutakhir yang dikeluarkan oleh Charities Aid Foundation (CAF) pada November 2015, posisi Indonesia terlempar dari 20 besar. World Giving Index atau indeks kedermawanan dunia merupakan rilis daftar negara yang masyarakatnya dianggap paling dermawan dan gemar berbagi.
Lepas dari hasil di atas, sejatinya sifat gemar berbagi adalah ajaran nenek moyang Indonesia. Dalam agama, sifat kedermawanan juga memiliki posisi terhormat. Dalam Islam, ibadah zakat bahkan masuk ke dalam salah satu rukun Islam yang lima. Kali ini, SMART Consulting mencoba memotret tingkat popularitas lembaga pengelola zakat sebagai bagian dari brand awareness lembaga zakat yang ada di Indonesia.
Penelitian dilakukan melalui survei kepada 132 responden terpilih terkait organisasi pengelola zakat (baik milik pemerintah maupun swasta) yang mereka kenal. Hasilnya seperti tertera di atas. Dari total responden, 90.9% mengenal Dompet Dhuafa. Selanjutnya, Baznas dikenal oleh 81.8%. Tingkat popularitas Rumah Zakat adalah 75.8%, sementara itu PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) 68.2%. Keempat OPZ ini masuk dalam cluster lembaga zakat dengan popularitas yang tergolong tinggi.
Sebanyak 24.2% responden mengenal LazisMu (Lazis Muhammadiyah). Sementara itu DPU Daarut Tauhid (DT) dan Baitul Mal Muamalat (BMM) memiliki tingkat popularitas 22.7% dan 15.2%. Ketiga OPZ ini termasuk ke dalam kelompok lembaga zakat dengan popularitas sedang.
Di luar ketujuh OPZ di atas, ada banyak OPZ dengan tingkat keterkenalan di bawah 10%. Mereka antara lain: Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Laznas BSM, Yatim Mandiri, PMA Al-Bunyan, Pusat Zakat Umat (PZU), Laz Al-Azhar, YBM BRI, Yayasan Amanah Takaful, Lazis NU, Bamuis BNI, Sinergi Foundation, Rumah Yatim, UPZ PLN, UPZ Pertamina, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Laz Sidogiri, Laz DDII dan Laznas AQL. Ke-18 OPZ ini masuk dalam kelompok lembaga zakat dengan popularitas yang relatif kecil.
Memang, tingkat popularitas erat kaitannya dengan biaya promosi/marketing yang dikeluarkan. OPZ yang intens berpromosi, cenderung lebih dikenal masyarakat. Sebaliknya, lembaga zakat yang minim beriklan, maka tingkat keterkenalan publik lebih rendah.
Memang, tingkat popularitas erat kaitannya dengan biaya promosi/marketing yang dikeluarkan. OPZ yang intens berpromosi, cenderung lebih dikenal masyarakat. Sebaliknya, lembaga zakat yang minim beriklan, maka tingkat keterkenalan publik lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar