.: SELAMAT DATANG DI BLOG EKONOMI ISLAM SUBSTANTIF -- Blog dengan konten riset ekonomi dan keuangan syariah terdepan. :.

Senin, 19 September 2016

XY Plot Untuk Penentuan Variabel Input Output yang Tepat dalam DEA



Window X-Y plot tersedia di dalam frontier analisis. Bagian ini membantu peneliti untuk menentukan variabel yang harus dimasukkan dalam analisis. Jika satu atau lebih variabel memiliki hubungan korelasi positif dengan variabel lainnya, maka kita memungkinkan untuk mengeluarkan salah satu variabel dari analisis tersebut (hubungan korelasi positif mengindikasikan bahwa variabel tersebut merepresentatifkan gejala yang sama). 

Pengeluaran suatu variabel akan mendapatkan keuntungan pengurangan jumlah variabel yang digunakan, memastikan diskriminisasi yang lebih baik diantara unit yang akan dianalisis. Ada “rule of thumb” dalam DEA dimana (jumlah output * jumlah input) = jumlah unit efisien secara potensial. 

Korelasi antara dua variabel ini ditunjukkan di sisi pojok kanan atas window X-Y plot. Jika dua variabel berkorelasi tinggi, hal ini merepresentasikan basic data yang sama. Jika peneliti dapat menghilangkan satu variabel, hal itu akan meningkatkan diskriminasi dalam analisis. 

Untuk contoh proyek di atas, dua variabel perpustakaan dan penelitian, jelas memiliki korelasi yang tinggi dan sebagaimana hasilnya, satu dari variabel ini harus dihilangkan dari analisis. Ini bisa dicapai dengan membuat satu variabel tidak aktif secara temporer dan kemudian mengolah kembali analisis tersebut untuk menaksir pengaruh tindakan ini tanpa skor efisien. 

Korelasi yang mendekati 0, menandakan bahwa terjadi peningkatan nilai dari salah satu variabel yang tidak mempengaruhi variabel lainnya. Korelasi negatif juga terjadi antara dua variabel dan ini mengindikasikan nilai yang tinggi dari salah satu faktor yang dihubungkan dengan nilai yang rendah dari faktor lainnya.

Kotak ceklis ke arah kanan variabel sumbu Y yang ditunjukkan memungkinkan peneliti untuk menandakan point pada plot X-Y untuk menentukan posisi unit. Bagaimanapun, dengan tanda (label) memungkinkan Anda menemukan tampilan menjadi padat dengan nama-nama unit.

Kesimpulannya, XY Plot Window ini sangat bemanfaat untuk melihat variabel input dan output mana yang tepat dan menjadi variabel yang akan diolah dalam metode Data Envelopment Analysis. Hal ini menjadi penting karena konsep efisiensi dalam DEA adalah efisiensi relatif. Setiap perubahan penentuan input output akan memiliki nilai/skor berbeda dalam hasil efisiensinya.

Sabtu, 17 September 2016

Efficiency Plot Window untuk Melihat Sebaran Unit Efisiensi DMU



Dalam pendekatan Data Envelopment Analysis, hasil utama yang dianalisis adalah angka atau skor efisiensi masing-masing DMU. Selain itu, didapat pula potensi pengembangan input output atau dikenal dengan istilah potential improvement. Selain kedua hal penting di atas, ada pula analisis tambahan yakni Effiiciency Plot Window.

Efficiency Plot menunjukkan sebaran plot unit efisiensi pada variabel input dan output. Plot ini juga bisa berguna dalam mengidentifikasi unit dengan karakteristik tertentu baik yang tidak efisien ataupun yang efisien. Ini dilakukan dengan memplot satu variabel terpilih untuk menaksir korelasi dengan skor efisiensi.

Sebagai contoh, data yang digunakan adalah bank umum syariah di Indonesia dengan data 2 tahun terakhir, 2014-2015. Sebagai variabel input adalah Dana Pihak Ketiga (X1), Biaya Personalia (X2) dan Biaya administrasi-umum. Sementara itu untuk variabel output yaitu Total Pembiayaan (Y1) dan Pendapatan Operasional (X2). Penggunaan DPK dan pembiayaan dalam input-output karena penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi. 

Beberapa BUS yang tergolong dalam bank syariah dengan efisiensi tinggi adalah: Maybank syariah, Panin syariah dan BCA Syariah. Sementara itu, bank umum syariah yang memiliki nilai efisiensi menengah adalah: BSB, BTPN Syariah, BNI Syariah dan BJB. Dari hasil ini nampak bahwa skala/ukuran ekonomi bank berpengaruh terhadap tingkat efisiensi yang dicapai.

Korelasi antara skor efisiensi dalam contoh penelitian di atas adalah 0.39. Hal ini mengindikasikan bahwa hanya ada sedikit hubungan antara pendapatan operasional yang diperoleh bank syariah yang menjadi objek dengan skor unit efisiensi. Kemudian, lihat detail plot X-Y. Korelasi yang tinggi antara variabel dan efisiensi mengindikasikan bahwa variabel tersebut merupakan sebuah kunci efisiensi, dan hal itu penting.

Selain mampu memplotting tingkat efisiensi, DEA juga dapat memplot antarvariabel input output X-Y, dan juga membuat frontier plot.

Kamis, 15 September 2016

Penyerapan Sukuk dan Obligasi dalam Pembiayaan Defisit Anggaran



Sejak tahun 2010 hingga 2015, APBN Negara Indonesia selalu defisit, yang artinya lebih besar belanja negara dari pada penerimaan negara yang didapatkannya. Sebagaimana data statistik Kementerian Keuangan menyatakan bahwa rasio defisit APBN terhadap PDB pada tahun 2010 adalah 0.73%. Kemudian tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 masing-masing 1.14%, 1.86%, 2.33%, 2.40% dan 2.56%. 

Jika melihat data tersebut, maka defisit APBN mengalami keadaan yang fluktuatif, sehingga menyebabkan bertambahnya beban utang nasional. Dengan hal ini, jelas bahwa negara membutuhkan dana tambahan untuk menutup defisit tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 mengenai Keuangan Negara menyebutkan bahwa defisit anggaran dibatasi maksimal sebesar 3% dan utang maksimal 60% dari PDB. Salah satu langkah pemerintah dalam menutupi defisit, pemerintah melakukan pembiayaan, baik pembiayaan utang maupun pembiayaan non utang.

Penelitian yang dilakukan SMART ini bertujuan untuk menganalisis: (i) perbandingan penyerapan sukuk dan obligasi dalam pembiayaan defisit anggaran negara; (ii) variabel yang mempengaruhi defisit anggaran. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Bank Indonesia, BPS, Kementerian Keuangan, IDX, Kementerian Perdagangan, dengan data monthly, periode Februari 2009 – Desember 2015. Penelitian ini menggunakan metode Two Stage Least Square (2SLS). 

Hasilnya menunjukkan, jika melihat pada persamaan 1 dapat diketahui bahwa pengaruh penerbitan sukuk lebih besar dan efektif dibandingkan dengan obligasi dalam penyerapan pembiayaan defisit anggaran. Hal ini dikarenakan sukuk berdasarkan underlying asset yang nilainya sesuai dengan aset tersebut dan tidak menggunakan interest rate. 

Berdasarkan analisis penelitian, maka dapat diberikan saran kepada pengambil kebijakan, dalam hal ini Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan, yaitu agar dapat mempertimbangkan peran penerbitan sukuk yang memiliki pengaruh signifikan dalam pembiayaan defisit anggaran APBN tanpa mengesampingkan peran obligasi. 

Dalam mendukung hal tersebut maka diperlukan perbaikan dan peningkatan standar kepastian hukum yang membuat kesadaran dan permintaan para investor terhadap sukuk meningkat. Dengan hal tersebut diharapkan dapat mengatasi kekurangan pembiayaan defisit anggaran APBN. Dengan kondisi keuangan APBN yang kuat, diharapkan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia. 

Di samping itu pembangunan yang baik tidak hanya terkonsentrasi pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melainkan diperlukan adanya pemerataan distribusi kekayaan dan pendapatan di antara masyarakat. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut tidak menjadi bias.

Selasa, 13 September 2016

Markov Switching Model Sebagai Early Warning System Perbankan



Penelitian-penelitian yang berkaitan tentang krisis keuangan secara global di antaranya: Edison (2003), Vargas (2009), Barişik dan Tay (2010), Akhtar, et al. (2011), Reimers dan Hochschule (2012) dan Waibot (2012). Edison (2003) meneliti tentang krisis keuangan pada 20 negara maju dan emerging countries, hasilnya menunjukkan bahwa leading indicator krisis keuangan adalah cadangan devisa, ekspor, nilai tukar riil, kredit domestik dan suku bunga riil. 

Sementara itu, penelitian yang khusus mengkaji tentang krisis perbankan yaitu Hardy dan Pazarbasioglu (1998), Hardy dan Pazarbasioglu (1999), Hagen dan Ho (2006), Simorangkir (2012), Asanović (2013) dan Hosni (2014). 

Hardy dan Pazarbasioglu (1998) meneliti tentang krisis perbankan di negara Asia, hasilnya menunjukkan bahwa guncangan terhadap konsumsi menjadi awal peringatan dini terjadinya krisis perbankan. Selain itu, inflasi yang tinggi, penurunan pertumbuhan GDP, penurunan nilai impor, depresiasi nilai tukar dan peningkatan suku bunga dapat meningkatkan resiko terjadinya krisis perbankan. 

Salah satu pendekatan yang relevan dengan sistem deteksi dini krisis keuangan termasuk perbankan adalah penerapan Model Markov Switching. Markov Switching merupakan kerangka alternatif untuk 2 (dua) pendekatan yang sering digunakan untuk sistem peringatan dini untuk kirisis ekonomi, yaitu Signal Approach oleh Kaminsky, Lizondo, and Reinhart (1998) dan Pendekatan Probit/Logit.

Model Markov Switching menawarkan beberapa manfaat untuk digunakan sebagai sistem peringatan dini. Pertama, Model Markov Switching dapat digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya sebuah krisis. Kedua, Model Markov Switching dapat menjelaskan perilaku variable-variabel yang mengalami perubahan secara dramatis dan tiba-tiba. Model Markov Switching juga tidak membutuhkan definisi dan asumsi awal mengenai masa krisis dan masa normal (non-krisis). 

Ketiga, Model Markov Switching dapat menunjukkan dinamika krisis dan memberikan informasi mengenai kapan sebuah krisis akan terjadi, berapa lama krisis tersebut akan berlangsung dan variable-variabel apa yang dapat menyebabkan krisis tersebut berakhir.

Hasil pada gambar di atas adalah terkait analisis deteksi dini krisis perbankan pada 'dual banking system' di Indonesia dengan markov switching model. Terlihat bahwa perbankan syariah (bagian bawah) lebih banyak mengalami periode krisis di banding bank konvensional (bagian atas). Hal ini dapat dipahami mengingat perbankan syariah di Indonesia relatif kecil dengan pangsa 5% dari industri perbankan secara umum. Sehingga ketika terjadi ketidakstabilan ekonomi, tak dapat dipungkiri, industri perbankan syariah lebih terkena dampak. Memang, banyak variabel lain yang saling berkaitan.

Model Markov Switching telah dikembangkan lebih lanjut dengan mengkombinasikan Model Markov Switching dengan berbagai pendekatan lain seperti MS-VAR dan pendekatan yang lain.

Minggu, 11 September 2016

Microtakaful in Indonesia: A Sentiment Analysis



Beberapa tahun belakangan pasar asuransi diramaikan dengan asuransi mikro, yakni asuransi dengan premi yang ekonomis. Jenis asuransi kategori mikro ini preminya mulai dari Rp10.000 sampai maksimum Rp50.000. Asuransi mikro ini ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Bila preminya terjangkau, bagaimana dengan perlindungan yang diberikan? Jika dilihat dari sisi nilai pertanggungannya, produk asuransi mikro tidak lebih dari Rp50 juta. 

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asuransi mikro adalah produk asuransi yang memiliki karakteristik sederhana, mudah, ekonomis, dan segera (SMES). Sederhana karena jenis asuransi mikro ini memberikan manfaat perlindungan dasar atas risiko yang sangat umum dihadapi oleh masyarakat. Selain itu, jenis asuransi mikro memiliki polis, fitur, dan proses administrasi yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.

Disebut mudah didapat karena produk asuransi mikro dapat diperoleh di lingkungan masyarakat umum, seperti di lembaga keuangan mikro, kantor pos, pegadaian, minimarket, supermarket, koperasi, dan tempat lain yang mudah dijumpai masyarakat. Nilainya juga disebut ekonomis karena premi yang ditetapkan untuk produk asuransi mikro harus terjangkau dengan manfaat asuransi yang optimal.

Sedangkan disebut segera karena disyaratkan bahwa proses pembayaran klaim harus segera dilakukan setelah terjadinya risiko, lebih cepat dari proses pembayaran asuransi non mikro. Hal ini disebabkan masyarakat berpenghasilan rendah biasanya tidak memiliki tabungan yang cukup dan sangat membutuhkan dana untuk menghadapi dampak keuangan dari musibah yang terjadi.

Pertumbuhan asuransi mikro di Indonesia mencapai lebih dari 100% beberapa tahun ke belakang. Jangkauan asuransi mikro Indonesia pada 2013 saja sudah mencapai 1,5 juta orang dengan pertumbuhan lebih dari 100%. Penelitian tersebut didasari dari fakta jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 27,7 Juta orang. 

SMART Consulting sebagai sebuah lembaga yang fokus dalam riset ekonomi keuangan syariah mencoba mengukur tingkat sentimen publik atas perkembangan asuransi mikro di Indonesia. Desk khusus yang membidangi riset terkait keuangan mikro adalah MicroThink. Sebagai sumber data, dipilihlah 40 dokumen spesifik yang digunakan berupa artikel terkait asuransi mikro di Indonesia. Tools Semantria dipakai sebagai alat bantu pengolahan.

Hasil analisis sentimen terhadap perkembangan asuransi mikro di Indonesia memperlihatkan kondisi berikut. Sebanyak 52% menunjukkan sentimen sangat positif. Sementara itu sebanyak 28% menunjukkan sentimen negatif. Sisanya sebesar 20% menunjukkan sentimen yang netral. Dari hasil ini terlihat bahwa ada potensi pengembangan microtakaful di Indonesia, mengingat respon positif pasar.

Menurut Direktorat Produk dan Kelembagaan OJK, saat ini ada 55 perusahaan asuransi yang memasarkan produk asuransi mikro. Produk asuransi mikro bersama sendiri terbagi dalam tiga segmen yaitu asuransi umum, jiwa dan asuransi mikro syariah.

Jumat, 09 September 2016

Top of Mind Bank Syariah



Menurut Susanto dan Wijanarko (2004), dalam menghadapi persaingan yang ketat, merek yang kuat merupakan suatu pembeda yang jelas, bernilai, dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu dalam strategi pemasaran (p. 2). Keller (1993) juga menyatakan bahwa brand equity adalah keinginan dari seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak. Pengukuran dari brand equity sangatlah berhubungan kuat dengan kesetiaan dan bagian pengukuran dari pengguna baru menjadi pengguna yang setia.

Ekuitas merk sangat berkaitan dengan Brand awareness. Brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek dan pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan. Kali ini SMART Consulting mengadakan riset tentang Brand Awareness bank syariah di Indonesia. Salah satu tools dalam riset Brand Awareness adalah Top of Mind (ToM). Secara sederhana, Top of Mind (TOM) merupakan suatu metode pengukuran popularitas merek berdasarkan survey wawancara. 

Berbeda dengan Brand Recall, TOM brand awareness adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh responden ketika ditanyakan brand (sesuai kategori) yang mereka ketahui.
Caranya sebuah merek/brand bisa diingat ada beragam. Misalnya, dengan promosi dan komunikasi brand yang gencar, mengadakan event yang heboh dan spektakuler, menggandeng endorser yang populer, dan lain sebagainya. Intinya, perusahaan membangun mereknya hingga mencapai awareness tinggi.

TOM ditentukan berdasarkan level tertinggi yang berhasil diraih oleh sebuah brand dibandingkan pesaingnya dalam kategori yang sama, dalam hal ini merk bank syariah. Metode pengambilan sample dilakukan secara purposive random sampling dengan jumlah 50 responden.

Hasilnya menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri atau lebih dikenal dengan Bank BSM merupakan brand bank syariah yang paling dikenal oleh masyarakat dengan persentase 26.2%. Brand bank syariah kedua adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan persentase 22.1%, diikuti BNI Syariah sebesar 19.4%. Terakhir sebesar 18.8% adalah BRI Syariah. Adapun persentase sebesar 13.6% adalah brand bank syariah lainnya. 

Selain Top of Mind, dalam riset Brand Awareness dikenal pula analisis Brand Recall, Brand Recognition, Unaware of Brand, Brand Association, Brand Loyalty dan Perceived Quality.

Rabu, 07 September 2016

Mengukur Efektivitas Bisnis dan Pemasaran dengan 114 Metrics



Dalam strategi pemasaran, yang paling tidak banyak dibahas atau porsinya tidak sepadan adalah masalah valuasi dan pengukuran. Padahal, bagian inilah yang sering ditanyakan oleh para CEO dan direksi perusahaan. Walau sudah mulai terjadi banyak kemajuan dalam bidang pengukuran, pada faktanya masih terdapat gap yang besar antara keharusan dalam pengukuran dan kenyataan yang diukur dari para marketer di Indonesia.

Mengapa hal ini terjadi? Bisa saja ini karena mind-set bahwa proses pengukuran tidaklah sepenting membuat strategi dan program yang efektif. Bisa juga, karena pengetahuan para marketer yang minim dalam melakuan pengukuran atau marketing metrics pada umumnya. Untuk perusahaan kecil, keengganan ini juga bisa terjadi karena mereka mempunyai persepsi bahwa biaya yang mereka akan keluarkan untuk melakukan pengukuran terlalu besar.

Oleh karena itu perusahaan perlu untuk terus mendorong tim pemasaran untuk semakin fokus dalam merencanakan dan melakukan pengukuran. Era Digital Marketing juga telah memberikan kesempatan yang semakin besar dalam meningkatkan kualitas pengukuran marketing metrics.

Digital Marketing memungkinkan pengukuran menjadi lebih cepat, bahkan real time. Selain itu, teknologi digital membuat pengukuran menjadi proses yang efisien dan memiliki akurasi yang baik. Sungguh sangat disayangkan, bila revolusi Digital Marketing yang sudah semakin kencang tidak mampu mengubah mind-set terhadap pentingnya marketing metrics.

Salah satu rujukan penting terkait pengukuran efektivitas pemasaran dan bisnis secara umum adalah buku karya Paul W. Farris et al berjudul “Marketing Metrics: The Definitive Guide to Measuring Marketing Performance”. Satu buku lagi berjudul “Marketing Metrics: 50+ Metrics Every Executive Should Master”. Buku terakhir ini berisi sedikitnya 114 pengukuran (baca: Metrics) untuk valuasi dalam bidang pemasaran dan bisnis. Buku ini adalah rujukan wajib para praktisi marketing dan riset pemasaran.

Minggu, 04 September 2016

Perceptual Map untuk Visualisasi Dua Dimensi



Perceptual Map adalah model visual dua dimensi berdasar Coordinate Cartesian System. Bisa juga lebiih dari dimensi, namun untuk pembahasan dengan Excel yang hanya menyediakan dua axis maka digunakan dua dimensi. Itu berarti ada dua axis yaitu vertikal dan horizontal yang merepresentasi dua variabel yang dikehendaki oleh pengguna untuk berbagai tujuan. 

Contoh Perceptual Map berikut adalah kaitan antara aspek syariah dan aspek profitabilitas perbankan syariah di Indonesia selama beberapa tahun ke belakang, dalam hal ini Bank Umum Syariah.

Perceptual Map ini dibuat untuk mengetahui posisi persaingan antar Bank Syariah dengan memperhatikan dua Parameter yaitu indeks Maqasid Syariah sebagai proksi tingkat syariah compliance dan ROA-ROE sebagai proksi profitabilitas bank. Perceptual Map bisa dengan mudah dibuat dengan Excel yang telah menyediakan berbagai fasilitas untuk memanipulasi grafik. 

Perceptual Map pada dasarnya adalah sebuah visualisasi data untuk tujuan memperbandingkan object dengan memperhatikan parameter yang saling berelasi. Oleh karena itu, Perceptual map juga bisa digunakan untuk memvisualisasikan berbagai fenomena sosial.

Selain untuk kegunaan di atas, perceptual maps juga membantu kita untuk merencanakan positioning dan repositioning. Peta-peta psikologis merupakan sebuah diagram yang menyusun positioning yang berbeda dari sebuah produk ataupun entitas.

Dengan demikian, mudah sekali membuat Perceptual Map dengan Excel. Tetapkan dulu apa tujuan yang dikehendaki, kemudian plot data ke Excel dan selanjutnya gunakan fasilitas yang telah tersedia. Visualisasi data melalui Perceptual Map ini membantu untuk memahami permasalahan dan memetakan kondisi riil yang ada.

Jumat, 02 September 2016

Frontier Plot Untuk Analisis Intermediasi Bank Syariah



Fungsi produksi yang menunjukkan "fully efficient firm" (perusahaan yang efisien penuh) secara praktek tidak diketahui. Oleh sebab itu, perlu diestimasi melalui sampel observasi dari perusahaan-perusahaan dalam satu industri. 

Menurut Farrell untuk mengestimasi fungsi produksi tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) non-parametric piecewise-linear convex isoquant, dan b) fungsi parametrik, seperti bentuk Cobb-Douglas. Sedangkan Coelli menggunakan pendekatan nonparametrik DEA untuk mengestimasi fungsi produksi yang efisien tersebut. 

Pengukuran efisiensi dengan menggunakan pendekatan frontier sudah digunakan selama 40 hingga 50 tahun lebih (Coelli, 1996). Metode utama yang menggunakan linier programming dan metode ekonometrika adalah: 1) Data Envelopment Analysis; dan 2) Stochastic Frontier.

Pengukuran efisiensi modern ini pertama kali dirintis oleh Farrell (1957), bekerja sama dengan Debreu dan Koopmans, dengan mendefinisikan suatu ukuran yang sederhana untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan yang dapat memperhitungkan input yang banyak. 

Dalam penelitian ini 11 Bank Umum Syariah menjadi sampel dengan data laporan keuangan 2015. Untuk memunculkan analisis frontier plot dalam software Banxia, jumlah input-output hanya dibatasi 1 input dan 2 output atau 2 input dengan 1 output. Variabel input dalam studi ini adalah Dana Pihak Ketiga, sementara output adalah Pembiayaan (Y1) dan Pembiayaan untuk UMKM (Y2).

Hasilnya seperti nampak pada gambar. Bank syariah dengan efisiensi tertinggi dengan fungsi intermediasi terbaik untuk output Pembiayaan adalah Maybank Syariah. Sementara itu, dari perspektif intermediasi terbaik untuk output pembiayaan terhadap UMKM adalah Bank Syariah Bukopin dan BRI Syariah. Kedua bank ini memiliki rasio pembiayaan UMKM/DPK terbesar dibanding bank lain. Bank syariah lain yang berkinerja mendekati garis kurva frontier adalah BJB Syariah.

Kamis, 01 September 2016

Interpretative Structural Model untuk Analisis Kendala Pengembangan Koperasi Syariah



Eksistensi lembaga keuangan mikro syariah jelas memiliki arti penting bagi pembangunan ekonomi perspektif syariah terutama dalam memberikan solusi bagi pemberdayaan usaha kecil dan menengah serta menjadi inti kekuatan ekonomi yang berbasis kerakyatan dan sekaligus menjadi penyangga utama sistem perekonomian nasional. 

Hal tersebut di atas menunjukkan peranan koperasi syariah sangat berarti bagi masyarakat karena ia merupakan suatu lembaga mikro syariah yang mampu memecahkan permasalahan fundamental yang dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah khususnya di bidang permodalan. Koperasi syariah tidak hanya berfungsi dalam penyaluran modal tetapi juga berfungsi untuk menangani kegiatan sosial.

Namun, keberadaan koperasi syariah dengan jumlah yang signifikan pada beberapa daerah di Indonesia tidak didukung oleh faktor-faktor pendukung yang memungkinkan lembaga mikro ini untuk terus berkembang dan berjalan dengan baik. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan banyak koperasi syariah yang tenggelam dan bubar.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, apa sajakah kendala dan hambatan yang dihadapi oleh institusi lembaga keuangan mikro syariah di Indonesia? SMART Consulting melalui desk MicroThink melakukan riset terkait hal ini dengan pendekatan metode Interpretative Structural Model (ISM).

Elemen kendala dalam strategi pengembangan Koperasi Syariah di Indonesia untuk meningkatkan UMKM dijabarkan dalam 9 (sembilan) sub-elemen sebagai berikut: (E1) lemahnya sistem manajemen akuntansi dengan menggunakan IT, (E2) kurangnya dukungan untuk hukum koperasi syariah, (E3) kurangnya SDM koperasi syariah yang profesional, (E4) peningkatan kemiskinan di Indonesia, (E5) tingginya tingkat angka pengangguran, (E6) minimnya akses pembiayaan bagi un-banked moslem people’s need, (E7) tidak adanya DPS (Dewan Pengawas Syariah) pada koperasi syariah, (E8) in-efisiensi biaya operasional, (E9) kurangnya sosialisasi dan promosi koperasi syariah. 

Hasil dari pengolahan ISM untuk elemen kendala/permasalahan dapat dilihat pada gambar. Hasilnya menunjukkan urutan tahap kendala/permasalahan dalam penerapan strategi pengembangan Koperasi Syariah di Indonesia untuk meningkatkan UMKM. 

Level paling terakhir yakni level 6 merupakan sub-elemen kunci dari elemen kendala, yaitu kurangnya SDM yang professional dan kuranganya dukungan hukum untuk koperasi syariah. Hal ini berarti bahwa kurangnya SDM yang professional dan kurangnya dukungan hukum untuk koperasi syariah memiliki pengaruh paling besar dalam menerapkan strategi pengembangan Koperasi Syariah di Indonesia. 

Permasalahan SDM menjadi permasalahan yang umum sekali dihadapi hampir diseluruh organisasi baik sosial maupun yang profitable. Kualitas dan professionalitas SDM dalam suatu organisasi khususnya pada koperasi syariah dapat berperan penting dalam mengembangkan peran koperasi syariah untuk membiayai UMKM. Maka kedua elemen ini yaitu SDM dan Hukum Koperasi Syariah tidak dapat diabaikan begitu saja, dan harus menjadi prioritas penanganan untuk jangka pendek.
share
free web site traffic and promotion