Dalam pendekatan Data Envelopment Analysis, hasil utama yang dianalisis adalah angka atau skor efisiensi masing-masing DMU. Selain itu, didapat pula potensi pengembangan input output atau dikenal dengan istilah potential improvement. Selain kedua hal penting di atas, ada pula analisis tambahan yakni Effiiciency Plot Window.
Efficiency Plot menunjukkan sebaran plot unit efisiensi pada variabel input dan output. Plot ini juga bisa berguna dalam mengidentifikasi unit dengan karakteristik tertentu baik yang tidak efisien ataupun yang efisien. Ini dilakukan dengan memplot satu variabel terpilih untuk menaksir korelasi dengan skor efisiensi.
Sebagai contoh, data yang digunakan adalah bank umum syariah di Indonesia dengan data 2 tahun terakhir, 2014-2015. Sebagai variabel input adalah Dana Pihak Ketiga (X1), Biaya Personalia (X2) dan Biaya administrasi-umum. Sementara itu untuk variabel output yaitu Total Pembiayaan (Y1) dan Pendapatan Operasional (X2). Penggunaan DPK dan pembiayaan dalam input-output karena penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi.
Beberapa BUS yang tergolong dalam bank syariah dengan efisiensi tinggi adalah: Maybank syariah, Panin syariah dan BCA Syariah. Sementara itu, bank umum syariah yang memiliki nilai efisiensi menengah adalah: BSB, BTPN Syariah, BNI Syariah dan BJB. Dari hasil ini nampak bahwa skala/ukuran ekonomi bank berpengaruh terhadap tingkat efisiensi yang dicapai.
Korelasi antara skor efisiensi dalam contoh penelitian di atas adalah 0.39. Hal ini mengindikasikan bahwa hanya ada sedikit hubungan antara pendapatan operasional yang diperoleh bank syariah yang menjadi objek dengan skor unit efisiensi. Kemudian, lihat detail plot X-Y. Korelasi yang tinggi antara variabel dan efisiensi mengindikasikan bahwa variabel tersebut merupakan sebuah kunci efisiensi, dan hal itu penting.
Selain mampu memplotting tingkat efisiensi, DEA juga dapat memplot antarvariabel input output X-Y, dan juga membuat frontier plot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar