Forecasting
adalah ilmu memprediksi kondisi atau peristiwa
yang akan terjadi dengan menggunakan data historis dan memproyeksikannya ke
masa depan dengan beberapa bentuk model matematis. Peramalan
menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal
(Gaspersz, 1998). Kegiatan peramalan merupakan bagian integral dari
pengambilan keputusan. Peramalan mengurangi ketergantungan pada hal-hal yang
belum pasti (intuitif).
Dua
hal pokok yang harus diperhatikan dalam proses peramalan yang akurat dan
bermanfaat (Makridakis, 1999): data
yang relevan serta pemilihan teknik peramalan
yang tepat. Untuk melakukan peramalan
diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data
dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai.
Dalam
prakteknya, terdapat berbagai metode
peramalan kuantitatif. Pertama yaitu Moving Averages (rata-rata bergerak) baik ‘simple’
maupun ‘weighted’. Kedua penghalusan eksponensial
(exponential smoothing) yakni metode peramalan
dengan menambahkan parameter alpha dalam modelnya untuk mengurangi faktor
kerandoman.
Tiga, proyeksi trend (trend projection). Metode
proyeksi trend dengan regresi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan matematis. Selain yang
disebutkan di atas, terdapat metode forecasting lain seperti: dekomposisi, ARIMA,
dll.
Kali ini, SMART Consulting
mencoba melakukan prediksi total aset yang akan dicapai industri perbankan
syariah di Indonesia pada akhir tahun 2016. Alat bantu yang digunakan adalah
software QMv3 (Quantitative Method) dengan data time series tahunan mulai 2005
hingga 2015.
Hasilnya menunjukkan bahwa dengan
metode dekomposisi (Multiplicative Decomposition), aset bank syariah Indonesia
diperkirakan mencapai Rp 313,84 triliun di akhir 2016. Sedikit berbeda dengan
hasil tersebut, dengan metode analisis tren, aset bank syariah Indonesia
diperkirakan mencapai Rp 314,26 triliun.
Adapun jika menggunakan
pendekatan exponential smoothing dengan tren (alpha 0.2 dan beta 0.5), pada
akhir 2016 aset bank syariah Indonesia diperkirakan mencapai Rp 317,93 triliun.
Aset bank syariah akan mencapai Rp 325,82 jika alpha dan beta yang digunakan
0.2 dan 0.6.
Maka, jika tidak ada hal luar
biasa yang terjadi -yang sifatnya unorganik- dan asumsi ‘ceteris paribus’, aset
bank syariah di Indonesia pada akhir tahun 2016 akan berada pada kisaran Rp 313
hingga Rp 325 triliun ‘saja’. Range nilai ini juga menunjukkan skema
optimis-pesimis. Apakah prediksi ini tepat? Kita tunggu saja akhir tahun nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar