Untuk mengetahui berapa banyak variabel input dan output berkontribusi terhadap nilai efisiensi dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai "input output contribution" dengan "potential improvement". Apabila input output contribution bernilai besar, maka hal tsb mengindikasikan positifnya variabel tersebut dalam menyumbang terhadap nilai efisiensi. Sementara itu "potential improvement" yang bernilai besar berarti sebaliknya. Variabel input output tersebut berarti ada kelemahan dan perlu ditingkatkan.
Berikut di bawah ini adalah contoh analisis dari kantor cabang sebuah bank syariah. Warna hijau berarti variabel input/output itu berkontribusi terhadap nilai efisiensi. Kuning berarti variabel input/output itu berkontribusi rendah terhadap pencapaian nilai efisiensi. Sementara itu warna merah mengindikasikan bahwa variabel input/output itu penyumbang inefisiensi.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kantor cabang utama sebuah bank syariah, KC Kota A, variabel Input yang berkontribusi besar dalam tingkat efisiensi adalah biaya promosi dan biaya operasional, sedangkan dari variabel output-nya yang berkontribusi besar yaitu kredit komersial dan dana konsumer.
KC Kota B yang berkontribusi besar dalam tingkat efisiensi adalah variabel biaya operasional dan dana komersial. KC Kota C yang berkontribusi besar dalam tingkat efisiensi adalah variabel biaya SDM, biaya promosi, kredit konsumer, dana komersial, dana konsumer.
KC Kota D yang berkontribusi besar dalam tingkat efisiensi adalah variabel biaya SDM, biaya promosi, kredit komersial, dana komersial dan dana konsumer. Kemudian KC Kota E yang berkontribusi besar dalam tingkat efisiensi adalah variabel biaya SDM, biaya promosi, kredit konsumer dan dana komersial. Dan demikian seterusnya.
SMART Consulting melalui desk RISK telah banyak meneliti terkait perbankan syariah di Indonesia, dengan multiapproach. Untuk melihat secara detail, Anda dapat berkunjung ke alamat berikut http:// risk-institute.blogspot.co. id/